30.1.20

Notes Seminar dan Workshop : 'Jualan Online Zaman Now'


Kali ini saya berkesempatan untuk menghadiri Seminar E-Commerse atas undangan perwakilan dari kampus STT YBSI. Peserta dibatasi dan rata-rata mereka yang sudah berkecimpung didunia marketing baik online maupu offline. Tanpa mengurangi rasa hormat dan rasa ingin berbagi kepada orang lain terutama pihak kampus, aku sudah siap mencatat apa-apa saja yang telah dipaparkan. Sebenarnya ada banyak pemateri pada hari itu, dimulai pukul delapan pagi sampai pukul enam belas sore. Tapi aku hanya berhasil mencatat dua pemateri, sementara yang lainnya tidak tercatat. Tapi sedikit ingat tentang materinya. Nanti saja ya di postingan berikutnya.

Pemateri 1 : Dari Dinas Perdagangan dan Industri (Wirausaha — Broken Business & Broken Windows)


Jatuhnya perusahaan karena perilaku manusia yang tidak mau mempedulikan akan saran dari orang lain. Ibarat rumah seseorang yang diteriaki tetangga jika ada jendela kaca rumah yang pecah; sementara si empunya rumah adem-adem saja. Hingga akhirnya jendela yang rusak itu menjadi cara si pencuri membabat habis perusahaannya; mencuri resep atau ide. Hingga benar-benar gulung tikar.

Kebiasaan orang Tasikmalaya yang berbisnis tidak akan lama hanya dua atau tiga bulan, kenapa, karena setiap ada produk baru misalnya Seblak, maka semua orang akan meniru. Nah itulah yang dinamakan teori Broken Businnes & Broken Windows. Pecah ini bisa dari sisi kesehatan atau kebersihan. Misalnya ketika membeli baso di salah satu ruko, seorang pelanggan melihat seekor tikus berjalan-jalan di atap ruko. Ia mengira jika pasti daging bakso dari tikus. Hingga ia menyebarkannya pada orang lain. Itulah akibat dari gosip.

Menurut beliau, salah satu kendala pebisnis adalah :

1. Perilaku ; saat mental tidak kuat.
Contohnya ketika mendapatkan dana KPR atau pinjaman dari Bank, alih-alih untuk menggunakan sebagai modal malah digunakan untuk mencicil rumah, mobil dan sebagainya. Biasanya ini pengaruh dari lingkungan dan lingkungan paling dekat adalah suami/istrinya. Hingga akhirnya ia hanya menggunakan 2 % dana dari jumlah keseluruhan. Sudah pasti bisnisnya tidak akan maju.

Maka dari itu jangan mengedepankan keinginan/gaya hidup.

2. Pesaing dan peniru.
Seperti yang diceritakan di awal, keterlambatan pebisnis adalah kaku dengan bisnisnya. Tidak menciptakan ciri khas dan melengkapi apa yang kurang; sehingga jangan marah jika ada pebisnis lain yang mencuri perhatian pelanggan.

Modal terpenting dari sebuah wirausaha/berdagang adalah kejujuran. Dengan menceritakan pengalaman sendiri pembicara mencontohkan saat ia berdagang kain, awalnya ia berdagang dengan ukuran kain 1 meter tiga puluh. Dan karena pelanggan banyak lalu omset naik terus; ia terlena sehingga mengurangi meteran. Alhasil perusahaan besar yang menjadi rekan kerjanya membatalkan kerja sama. Yang salah siapa. Kita sendiri, karena tidak mau bersikap jujur. Produk itu bukan dikurangi tapi dilebihkan dari sisi kualitas dan kuantitas. Pelanggan tidak akan merengek jika pun harganya naik; asal bahan/kualitasnya tetap dinikmati.

“Jangan mengurangi selera/rasa pelanggan.” Itu intinya.

Pemateri 2 : ‘Pengembangan Produk di Media Sosial’


Materi ini disampaikan oleh salah satu divisi Shopee yang bertugas dalam mengembangkan UMKM. Dari berbagai data yang ia tunjukkan; disimpulkan jika populasi orang Indonesia itu paling banyak pengguna internet. Dan dari pengguna itu mereka memakai ponsel. Dan ini peluang besar bagi siapa pun yang ingin mengembangkan bisnis/brand. Tidak lain adalah dengan cara tanggap dengan teknologi. Begitu pun Shopee. Eit, ini bukan iklan ya. Kebetulan saja acara itu disponsori oleh Shopee dan materinya cukup bagus.

Kita ambil manfaatnya saja dari setiap pemateri. Mencari ilmu bisa dari mana saja, kan? Masih dari data tersebut perusahaan e-commerce itu membuat aplikasi yang menyatukan Marketplace, Mobile dan Media Social. Yup, itu ide hebat! Dan semua tahu jika orang Indonesia terkenal ramah; sampai-sampai di media social pun kita lebih suka ber-chat daripada membuat informasi yang akurat. Hihi ..

Penulis jadi kepikiran; sejak bergabung di Facebook pada tahun 2009, dipakai buat apa saja? — Itu pertanyaan retorika saja. Penulis manggut-manggut.

Dalam berbisnis niatkan untuk membantu perekonomian keluarga dan masyarakat sekitar. Jadi bukan untuk kaya seorang diri. Betul ga? Aku sih manggut-manggut saja. Betul juga kita harus punya niat mengembangkan usaha sehingga bisa merekrut karyawan di lingkungan sekitar. Kita bisa memberantas kebodohan; kemiskinan dan ketertinggalan dengan berbisnis. (itu pemikiran penulis saat mendengarkan orang itu bicara. Dalam konteks ini bisa saja penulis melamun sehingga kurang konsentrasi dengan materi pembicara.)

Orang Indonesia setidaknya mempunyai tiga alasan mengapa ia mau membeli; yang pertama adalah visual. Yup, tampilan depan. Tampilan kemasan. Tampilan display. Mereka suka dengan apa yang dilihatnya. Kedua Biaya/ harga. Diskon sedikit saja akan dikejar; apalagi kaum perempuan. Hihi.. Ketiga kepercayaan. Yup, lagi-lagi soal pondasi kejujuran. Poin terakhir ini adalah alasan mengapa pembeli datang lagi dan datang lagi.


Kekuatan Visual
Tips agar tampilan display di toko online atau media social adalah foto yang menarik dan berlatarkan warna putih bagi produk yang berwarna. Atau hitam sekalian agar terkesan elegan. Dan untuk foto perhatikan : penerangan (lighting); produk dengan perbadingan; fokus satu barang; ambil foto dari berbagai sudut; sesuaikan background dengan kebutuhan.

Kenali Pelanggan

Kenali konsumen kita dari jenis kelamin, usianya, statusnya, masalah utama; dan solusinya. Oh iya ada beberapa tahap seseorang bisa menjadi pembeli; dan seorang pembeli menjadi pelanggan.
1. eksplorasi di media social; Kasih tahu tetangga; kasih tahu teman dan kerabat; apa sih produk yang kita jual.
2. Namai produk kita dengan menarik.
3. Coba ilustrasikan kegunaan produk.
4. Bandingkan keunggulan produk anda dengan produk orang lain.
5. jelaskan produk secara rinci.
6. gunakan diskon dan keterbatasan stok.
7. buatlah informasi peraturan dan poting pembeli sehingga menciptakan kepercayaan dan pelanggan merasa bangga membeli produk kita.

Cukup untuk hari ini semoga bisa saling mengisi informasi.Jangan lewatkan Notes lainnya hanya di Kantorbos (Tidak hanya sekedar mengirim surat)

--

Tasikmalaya, 14 Agustus 2018, Hotel Santika Tasikmalaya

(Ditulis kembali oleh Agus Sutisna, 
perwakilan Kampus STT YBS Internasional Tasikmalaya)

Design Sampul by Freepik
Comments


EmoticonEmoticon